Nabi Khidir

by Wafi Sheva Mubarok | 18.29 in |

Khidhr ...oh....Khidhr


Masih hidupkah Khidhr ? Entahlah, saya memang mendengar cerita seorang 'alim
yang mengaku berjumpa Khidhr. Nama Khidhr memang sudah terlanjur melegenda,
meskipun al-Qur'an sendiri tidak pernah menyebut nama Khidhr secara
terang-terangan. Al-Qur'an melukiskan Khidhr dengan "...seorang hamba di
antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi
Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS 18:65)

Perhatikan redaksi yang digunakan al-Qur'an. Ternyata, Khidhr atau apapun
nama beliau hanyalah satu dari sekian banyak hamba Allah yang telah diberi
rahmat dan ilmu. Boleh jadi banyak sekali hamba Allah yang punya kelebihan
seperti Khidhr, tetapi Allah tidak beritakan kepada kita atau kita memang
tidak mengetahuinya. Tapi itulah Khidhr, sebuah nama yang terlanjur
melegenda dan menyimpan misteri yang tak kunjung habis dibicarakan.


Dalam surat al-Kahfi diceritakan bagaimana Nabi Musa ingin berguru dengan
Khidhr. Khidhr semula menolak, namun Musa terus mendesak. Perhatikan redaksi
al-Qur'an ketika mengutip penolakan Khidhr, "Sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas
sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
(QS 18:67-68)

Khidhr menolak Musa bukan dengan argumen bahwa Musa itu bodoh atau malas.
Khidhr menolak Musa karena Musa tidak akan bisa bersikap sabar. Soalnya,
kata Khidhr, bagaimana kamu bisa sabar pada persoalan yang kamu tidak punya
ilmu tentangnya?


Begitulah yang terjadi. Musa selalu memprotes dan menyalah-nyalahkan
perbuatan Khidhr yang, dipandang dari sudut pengetahuan Musa, merupakan
perbuatan yang keliru.

Sayang, kita jarang mau belajar dari kisah Khidhr dan Musa ini. Seringkali
kita sebar kata "sesat", "kafir", "menyimpang", "bid'ah" kepada
saudara-saudara kita, yang dipandang dari sudut pengetahuan yang kita
miliki, melakukan kesalahan besar.

Kita menjadi emosional, kita menjadi tidak sabar. Pada saat itu, ada baiknya
kita ingat kembali kisah Khidhr dan Musa. Kisah Khidhr mengajarkan kepada
kita bahwa kesabaran merupakan lambang tingginya pengetahuan.

Related Posts by Categories



0 komentar:

Click Here

Add to Technorati Favorites

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Wafi

Kotak Ngoceh


Readers