Ibnu Khaldun

by Wafi Sheva Mubarok | 19.11 in |

Ibnu Khaldun
Peletak dasar ilmu sosiologi modern pertama di dunia
Seorang sarjana sosiologi dari Italia, Gumplowiez, melalui
penelitiannya yang cukup panjang berpendapat. "Kami ingin membuktikan
bahwa sebelum Auguste Comte (1798-1857 M), dan Giovani Batista Vico
(1668-1744),... telah datang seorang muslim yang tunduk pada ajaran agamnya. Dia telah mempelajari gejala-geejala sosial dengan akalnya
yang cemerlang. Apa yang ditulisnya itulah yang kini kita sebut
sosiologi. (Gumplowicz, Ibnu Khaldun ein, arabischersoziologe des 14
Jahrundert. Dalam 'Sociologigsche Essays', pp.201-202).
Abdurrhaman Abu Zaid Waliuddin Bin Khaldun atau lebih dikenal Ibnu
Khaldun, adalah seorang cendikiawan besar di zamannya. Dialah
pencipta ilmu sosiologi modern, sebelum ilmuwan Eropa mengenal
sosiologi, lewat bukunya yang terkenal Muqaddimah. Ilmu Khaldun juga
seorang politisi ulung. Di antaranya ia pernah menduduki kursi
perdana menteri.

Muqaddimah Ibnu Khaldun tentu sudah sangat ketinggalan jika disamakan
dengan karya-karya sosiologi termodern di penghujung abad ini. Namun
jika dirunut kapan Muqaddimah lahir, tentu banyak orang akan
terkesima. Siapa sangka karya ilmiah yang mampu menggambarkan
persoalan-persoalan serta gejala masyarakat seperti yang telah
dilakukan oleh ilmuwan masa kini semisal Durkheim melalui karyanya
Les regles de la Methode Sociologigue itu, nyatanya sudah pernah
ditulis Ibnu Khaldun seratus tahun yang lalu?

Bayangkan, satu abad yang lalu Ibnu Khaldun telah mampu memilah-milah
ciri-ciri khas persoalan yang ada di masyarakat. Hal lain yang telah
mampu dilakukannya adalah aturan-aturan tentang politik. Mencakup
masalah pemerintahan, mengikat kesatuan kedaulatannya, serta ciri
khas yang dimiliki oleh kedaulatan, hak-hak, kewajiban serta
bagaimana diplomasi terhadap antar negara dan seterusnya.
Studi Ibnu Khaldun juga telah membahas pengaruh geografis. Bahkan di
Muqaddimah-nya Ibnu Khaldun membahas letak geografis beserta
pengaruhnya. Menurutnya, tidak satupun dari gejala sosial yang tidak
ditempatkannya dalam hubungan dengan letak bumi dalam bentuk
tertentu. Menurut Ibnu Khaldun, letak geografis merupakan faktor
penyebab timbulnya perbedaan warna kulit, bentuk tubuh,
kecenderungan, aktivitasnya, perbedaan adat, ilmu pengetahuan serta
akhlaknya. Baginya, letak geografis tadi mempunyai pengaruh terhadap
tradisi, kebiasaan, adat, ekonomi, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi
dan seluruh watak kesatuan sosial. (Muqaddimah, hal 275-344).
Barangkali karena disiplin studi ini masih sangat baru dan langka,
sehingga banyak ilmuwan terkenal yang kemudian menirunya. Di
antaranya adalah ilmuwan Prancis Montesquieu (1689-1755 M).

Melalui bukunya yang terkenal L'Esprit des Lois, dia menulis secara
berlebihan tentang pengaruh letak bumi pada ihwal manusia.
Ibnu Khaldun juga meneliti tentang pengaruh pimpinan terhadap
perkembangan sosial masyarakat. Dalam Muqaddimah dia menyatakan bahwa
penyebab masyarakat berkembang karena perbedaan peraturan pemerintah
dan suksesi kepemimpinan yang ada. Teorinya ini dianggap mendekati
teori yang dilakukan psokolog dan sosiolog modern seperti Maqdogal
dari Inggris dan Tard dari Prancis. Dari kecanggihan ilmunya itulah
sampai detik ini orang mengakuinya sebagai peletak dasar ilmu
sosiologi modern pertama di dunia melalui pendekatan pragmatis.

Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H
atau pada 27 Mei tahun 1333. Terlahir dengan nama lengkap Abdurrhaman
Abu Zaid Waliuddin Bin Khaldun. Abdurrhaman adalah nama panggilan
keluarganya dan Abu Zaid adalah gelarnya. Sedang Waliuddin adalah
nama populernya. Lantas jika ia lebih dikenal dengan nama Ibnu
Kaldun, karena dihubungkan dengan garis kakeknya yang kesembilan
yaitu Khalid bin Ustman. Dialah orang pertama dari marga ini yang
memasuki Andalusia bersama para penakluk dari bangsa Arab.

Keluarganya berasal dari Hadramaut (kini Yaman) dan silsilahnya
sampai kepada seorang sahabat Nabi saw bernama Wail Hujr dari Kabilah
Kindah. Salah seorang cucu Wail, Khalid bin Usman, memasuki darah
Andalusia bersama orang-orang Arab penakluk pada awal abad ke-3 H (ke-
9 M). Kemudian anak cucu Khalid bin Usman membentuk satu keluarga
besar dengan nama Bani Khaldun. Dari bani inilah asal nama Ibnu Khaldun.
Bani lahir dan berkembang di kota Qarmunah (kini Carmona) di
Andalusia (Spanyol) sebelum hijrah ke kota Isybilia (Sevila). Di kota
yang terakhir ini Bani Khaldun berhasil menduduki beberapa jabatan
penting.

Sewaktu kecil Ibnu Kaldun sudah menghapal al-Quran dan mempelajari
tajwid. Gurunya yang pertama adalah ayahnya sendiri. Waktu itu
Tunisia menjadi pusat hijrahnya para ulama dan sastrawan dari negara-
negara Maghrib. Andalusia yang mengalami kekacauan akibat perebutan
kekuasaan. Disamping belajar al-Quran pada ayahnya sendiri, Ibnu
Khaldun belajar dari guru-gurunya mendalami qiraat Yaa'kub, ilmu
syariat, tafsir, hadist, ushul, tauhid dan fiqih bermazhabkan Imam
Maliki. Disamping itu dia juga mempelajari ilmu-ilmu bahasa, seperti
bahasa nahwu, sharaf, balaghah, dan kesusastraan. Mempelajari logika,
filsafat, serta ilmu-ilmu fisika dan matematika.
Dalam berbagai bidang ilmunya itu Ibnu Khaldun selalu membuat takjub
guru-gurunya. Di antara gurunya yang banyak membentuk watak Ibnu
Khaldun adalah Muhammad bin Abdil Muhaimin bin Abdi l-Muhaimin al-
Hadlrami. Saking cerdasnya Ibnu Khaldun, sampai-sampai setiap apa
yang dipelajarinya selalu mendapat nilai yang sangat memuaskan dari
guru-gurunya.

Tahun 749 H studinya terhenti akibat terjangkitnya penyakit pes di
sebagaian besar belahan dunia bagian timur dan bagian barat, meliputi
negara-negara Islam di Samarkand, Maghribi hingga Italia. Sebagain
besar negara-negara Eropa dan Andalus. Banyak korban akibat dari
penyakit yang sedang melanda itu. Disebutkan, di Tunis, negeri dimana
Ibnu Khaldun bertempat, ketika itu hampir seribu dua ratus jiwa rata-
rata meninggal. Di tempat ini dia kehilangan gurunya Abnu Abdil
Muhaimin. Dari kejadian ini banyak di antara guru dan syeikh-syikhnya
yang lari menyelamatkan diri menuju Maghrib Jauh (Maroko) bersama
Sultannya Abul Hasan, penguasa daulah Bani Maryin waktu itu (750).
Dari kejadian ini menyebabkan Ibnu Khaldun tidak mampu melanjutkan
studinya. Dan kondisi merubah segala-galanya. Karena situasinya
berubah, guru-gurunya sudah lari satu persatu, yang ada cuma sepi.
Maka jalan yang bisa ditempuh Ibnu Khaldun tidak lain adalah mencari
kesibukan kerja serta mengikuti jejak kakeknya untuk terjun ke dunia
politik. Berkat komunikasinya dengan tokoh-tokoh dan ulama terkemuka
setempat telah banyak membantunya mencapai jabatan tinggi.

TERJUN KE DUNIA POLITIK. Kesibukan menjadi pejabat dimulai tahun 750
H (1350 M), setelah terjangkitnya penyakit pes. Di usianya yang baru
21 tahun, Ibnu Khaldun diangkat sebagai sekretaris kesultanan Dinasti
Hafs, al-Fadl di Tunisia. Tetapi kemudian dia berhenti karena
penguasa yang didukungnya itu kalah perang pada tahun 753 H. Lalu dia
pun hijrah di Baskarah, sebuah kota di Maghrib Tengah (Aljazair).
Dari sana ia berusaha bertemu dengan Sultan Abu Anan, penguasa Bani
Marin yang sedang berada di Tilmisan (ibu kota Maghrib Tengah) dan
berusaha untuk menarik simpati dari Sultan. Tahun 755 H, baru
kemudian dia diangkat menjadi anggota Majelis Ilmu Pengetahuan dan
setahun kemudian menjadi sekretaris Sultan. Dengan dua kali diselingi
pemenjaraannya, jabatan itu didudukinya sampai tahun 763 H (1316-1362
M), ketika Wazir Umar bin Abdillah murka kepadanya dan
memerintahkannya untuk meninggalkan negeri itu.

Pada tahun 764 H, ia berangkat ke Granada. Oleh Sultan Bani Ahmar, ia
diberi tugas menjadi duta negara di Castilla (sebuah kerajaan
berpenduduk Kristen yang berpusat di Sevilla) yang membuahkan hasil
dengan gemilang. Akan tetapi setelah itu hubungannya dengan Sultan
agak retak. Selanjutnya tahun 766 H (1364 M) dia pergi ke Bijayah
(pesisir Laut Tengah di Al Jazair) atas undangan penguasa Bani Hafs,
Abu Abdillah Muhammad, yang kemudian mengangkatnya menjadi perdana
menteri dan khatib. Setahun kemudian Bijayah jatuh pada Sultan Abul
Abbas Ahmad, Gubernur Qasanthinah (sebuah kota di Aljazair). Pada
penguasa baru ini Ibnu Khaldun menduduki pada jabatan yang sama,
namun tidak lama setelah itu dia pergi ke Baskarah.

Dari Baskarah ia berkirim surat kepada Abu Hammu, Sultan Tilmisan
dari Bani Abdil Wad. Kepada Sultan ia menjanjikan dukungan. Oleh
Sultan kemudian dia diberi jabatan sangat penting namun ditolaknya.
Sebab, dia ingin melanjutkan studi yang telah lama terhenti. Tetapi
ia bersedia kampanye mendukung Abu Hammu. Setelah berhasil ia baru
berangkat ke Tilmisan. Tatkala Abu Hammu ditaklukkan Sultan Abul Aziz
(Bani Marin), Ibnu Khaldun beralih berpihak kepada Abdul Aziz dan
tinggal di Baskarah. Namun dalam waktu singkat, Tilmisan kembali
direbut Abu Hammu. Maka Ibnu Khaldun menyelamatkan diri ke Fez (774 H).
Ketika Fez direbut Sultan Abul Abbas Ahmad (776 H), Ibnu Khaldun
pergi ke Granada untuk kedua kalinya. Tetapi Sultan Abul Abbas Ahmad
melarangnya tinggal di daerah kekuasaannya. Akhirnya Ibnu Khaldun
kembali ke Tilmisan. Sesampai di Tilmisan dia masih diterima dengan
baik oleh Abu Hammu, meskipun ia sudah pernah bersalah pada penguasa
Tilmisan itu. Ia berjanji untuk tidak terjun lagi pada dunia politik.
Akhirnya Ibnu Khaldun menyepi di Qal'at Ibnu Salamah dan menetap di
sana sampai 780 H (1378 M). Di sinilah dia memulai aktif dalam dunia
mengarang.

MENGHASILKAN KARYA-KARYA LEGENDARIS.
Ibnu Khaldun memulai karyanya
menumental yang pertama, Kitab al-Ibar wa Diwan al-Mubtada' wa al-
Khabar fi Ayyam al-Arab wa al-Ajam wa al-Barbar, atau kitab al-'Ibar
(sejarah umum) yang berisi 7 jilid. Terbitan Cairo di tahun 1284.
Saat itu usiannya mencapai 40 tahun. Kitab legendaris itu didahului
oleh sebuah pembahasan tentang masalah-masalah sosial menusia, yang
kemudian dikenal dengan Muqaddimah Ibnu Khaldun, yang terdiri dari
pengantar sepanjang tujuh halaman dan sebuah pendahuluan kecil yang
dinamai Ibnu Khaldun:Pendahuluan tentang Keutamaan Ilmu Sejarah
sepanjang tiga puluh halaman.

Muqaddimah berisi tentang jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial.
Oleh karena itu dalam sejarah Islam, Ibnu Khaldun dipandang sebagai
peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Menurut pendapatnya
politik tidak dapat dipisah dengan kebudayaan, dan masyarakat. Bahkan
pada saat itu Ibnu Khaldun sudah mampu melakukan klafisikasi
masyarakat seperti ilmu sosiologi modern (saat ini). Menurutnya
masyarakat itu dibedakan antara masyarakat kota (badawah) dan
masyarakat desa (hadarah).

Ibnu Khaldun juga melakukan spesialisasi ilmu. Menurutnya Studi Islam
itu terdiri dari 'ulum tabi'yyah (meliputi mantiq atau logika, hisab,
aritmatika, geometri atau handasah, astronomi atau alhaia, kedokteran
atau tib, pertanian atau al-falahah) dan 'ulum naqliyah(meliputi
agama dan syariat, Al-Qur'an, fikih, kalam atau teologi, serta
tasawuf) .

Tahun 780 H (1378 M), Ibnu Khaldun kembali ke tanah airnya, Tunisia
untu studi pustaka. Dengan menelah beberapa kitab sebagai bahan
koreksi atas bukunya al-Ibar. Tahun 784 H dia berangkat ke Cairo. Di
sana kedatangannya disambut para ulama dan penduduk setempat dengan
rasa suka cita. Setelah itu di Al-Azhar dia membentuk sebuah halaqah,
memberi ceramah ilmiah dan memberi kuliah. Dua tahun setelah itu raja
menunjukkan menjadi dosen dalam ilmu fikih Mazhab Maliki di Madrasah
al-Qamhiyah. Selanjutnya dia diangkat menjadi pengadilan kerajaan.
Tetapi setahun kemudian keluarganya mendapat musibah. Kapal yang
membawa istri dan anak-anaknya tenggelam setelah merapat di
Iskandariah. Maka dia mengundurkan diri dari jabatannya, tetapi raja
mengangkatnya kembali menjadi dosen di beberapa madrasah termasuk di
Khanqah Beibers, semacam tarekat.

Tahun 789 (1387 M) dia menunaikan ibadah haji lalu kembali ke Cairo.
Setahun berikutnya raja mengangkatnya sebagai ketua penga- dilan
namun tidak lama setelah itu dia mengundurkan diri. Tahun 803 H (1401
M) ia ikut menemani Sultan ke Damascus dalam satu pasukan untuk
menahan serangan pasukan Timur Lenk, penguasa Mogul. Setelah kembali
ke Cairo dia kembali ditunjuk untuk mendu- duki jabatan ketua
pengadilan kerajaan, dan tetap dalam jabatan itu sampai ia dipanggil
ke rahmatullah.




Related Posts by Categories



1 komentar:

  1. Wafi Sheva Mubarok on 9 Juni 2009 pukul 01.24

    8-}

     

Click Here

Add to Technorati Favorites

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Wafi

Kotak Ngoceh


Readers